PERAN PENDIDIKAN UNTUK MEMBEBASKAN KAUM TERTINDAS
PERAN PENDIDIKAN UNTUK MEMBEBASKAN KAUM TERTINDAS
(Ahmad Amin Thohir/Pendidikan
sejarah/FIS/Universitas
Negeri Malang)
ABSTRAK:
Pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak. Maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada peserta didik agar sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya (ki Hajar
Dewantara).
Maka
dapat disimpulkan bahwa pendidikan ialah bimbingan yang diberikan kepada anak
dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya untuk mencapai tingkat kedewasaan
dan bertjuan untuk menambah ilmu pengetahuan, membentuk karakter diri, dan
mengarahkan anak untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Pendidikan juga bisa
diartikan sebagai usaha sadar yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik
dalam belajar melalui suatu kegiatan pengajaran, bimbingan dan latihan demi
peranannya dimasa yang akan datang.
Kata Kunci: Keadaan masyarakat, Pemikiran & Praksis Pendidikan
Kaum tertindas.
1.
Keadaan
masyarakat
Keadaan banyak masyarakat di negeri kita masih
berada pada masa kehidupan yang sulit, begitu pula kita sebagai bangsa meski
sudah enam dekade kita merdeka. Pendidikan yang diharapkan mampu meningkatkan
taraf hidup masyarakat dan bangsa pun dalam banyak bentuk hanya menjadi wahana transfer
of knowledge belaka, dan seperti kata Freire membelenggu, karena pendidikan
disetting hanya untuk memenuhi aspek kepentingan pasar, sehingga gagal
menghadapi dinamika perubahan sosial yang ada dan senantiasa dipecundangi oleh
kepentingan penguasa pasar.
Sejatinya,
pendidikan adalah pembebasan pembebasan dari belenggu kemiskinan,
penindasan, dan kebodohan sehingga manusia menjadi manusia yang seutuhnya bebas
merdeka merdeka dalam berpikir, bersuara, dan bertindak pendidikan adalah upaya
pengenalan diri mengenal potensi diri, jalan hidup, dan tujuan hidup untuk
melayani dan mengabdikan diri bagi kehidupan supaya kehadirannya di dunia ini
mempunyai makna pendidikan adalah fondasi dan simbol kekuatan benteng fondasi
bangunan bangsa.
Karena
itu, Pendidikan yang membebaskan harus dapat membongkar penindasan yang terjadi
karena sistem pendidikan yang malah mendehumanisasi manusia. Proses pendidikan
kita saat ini dalam kaca mata freirean secara tidak sadar menindas dan membelenggu
karena pendidikan kita makin jauh dari realitas atau ani realitas. Pendidikan
kita tidaklah berangkat dari satu realitas masyarakat didalamnya, bahkan dapat
dikatakan jauh dari realitas. Sebagai contoh, realitas kehidupan kita sebagian
besar ada di pedesaan dan bekerja di ladang pertanian. Tetapi, kenyataan
tersebut tidak digarap dengan baik di setiap jenjang pendidikan kita, baik
dalam proses pembelajaran maupun dalam kegiatan riset.
2. Pemikiran & Praksis Pendidikan
Kaum tertindas.
Semangat
pendidikan yang membebaskan kaum tertindas tentunya memang diperlukan di negara
dunia ketiga seperti Indonesia dimana ketimpangan sosial ekonomi dan pendidikan
masih sangat tinggi, namun tentunya akan ada penyesuaian bagaimana konsep
tersebut akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia.
Pada kenyataannya, pemikiran mengenai pendidikan yang membebaskan juga telah
jauh dikumandangakn banyak pemikir-pemikir Indonesia yang melihat kondisi
masyarakat Indonesia khususnya pada masa perjuangan kemerdekaan, seperti
pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara & Tan Malaka, pada masa kekinian
pun dimana ketimpangan masih terjadi pendidikan-pendidikan alternatif juga
bermunculan untuk membebaskan pendidikan dari belenggu penindasan.
Kesimpulan.
1. Pendidikan yang membebaskan adalah
pembebasan dari belenggu kemiskinan, penindasan, dan kebodohan sehingga
manusia menjadi manusia yang seutuhnya bebas, merdeka dalam berpikir, bersuara,
dan bertindak pendidikan adalah upaya pengenalan diri mengenal potensi diri,
jalan hidup, dan tujuan hidup untuk melayani dan mengabdikan diri bagi
kehidupan supaya kehadirannya di dunia ini mempunyai makna bagi transformasi
masyarakatnya.
2. Memahami pendidikan yang membebaskan
harus dengan memahami realitas penindasan struktural yang terjadi melalui
belenggu sistem pendidikan yang tidak adil.
- Pendidikan memiliki beberapa paradigma, paradigma konservatif dan liberal cenderung membelenggu dan mempertahankan proses penindasan yang terjadi, maka pendidikan secara kritis yang melihat hubungan struktural yang menyebabkan permasalahn sosial menjadi landasan pendidikan yang membebaskan.
- Semangat pendidikan yang membebaskan telah sejak lama hadir di negeri ini melalui para tokoh-tokoh pemikir bangsa yang berjuang memerdekakan bangsa Indonesia melalui pendidikan.
- Pendidikan yang membebaskan tentunya dalam penerapannya di negeri ini, berangkat dan menyesuaikan dengan nilai-nilai negeri ini.
Daftar
Rujukan
Baharuddin,
Makin, Moh. Pendidikan. 2007. Humanistik (Konsep, Teori dan Aplikasi dalam
Dunia Pendidikan), Yogyakarta. Ar-Ruzz Media.
Paulo
Freire. 2001. Pendidikan yang Membebaskan, Pendidikan yang Memanusiakan,
dalam Menggugat Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Komentar
Posting Komentar